BAB 1 Pendidikan agama islam dan budi pekerti kelas XII
BAB 1 Sabar dalam menghadapi musibah dan ujian
A. Membaca dan menerjemahkan QS Al Baqarah(2:155-156) dan Q.S.Ibrahim (14:9)
1. QS. Al-Baqarah (2:155-156)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرتِ وَبَشّشرِ الصَّبِرِينَ(١٥٥)
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَجِعُوْنَ(١٥٦)
Artinya :
Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit kelaparan, kekurangan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Innä lillāhi wa innä ilaihi rāji'ün".sesungguh-nya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali
Kalimat ini dinamakan kalimat istirjā (pernyataan kembali kepada Allah). Disunnahkan melafalkannya pada waktu ditimpa musibah, baik besar atau kecil.
2. QS. Ibrahim (14:9)
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبُوا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَهُ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللهُ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُوْنَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ(19)
Artinya :
"Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, 'Ad, Tsamud dan orang-orang setelah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti (yang nyata), namun mereka menutupkan tangan ke mulut (karena kebencian), dan berkata, "Sejujurnya kami tidak percaya akan (bukti) kamu diutus (kepada kami), dan kami benar-benar keraguan dalam yang menggelisahkan apa yang kamu serukan kepada kami."
B. Memahami Asbabun Nuzul QSAl Baqarah (2:155-156), dan QSIbrahim (14:9)
1. QS. Al-Baqarah (2:155-156)
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ummu Salamah yang bercerita: bahwa pada suatu hari Abu Salamah mendatangiku dari tempat Rasulullah Saw. Lalu ia menceritakan, aku telah mendengar sabda Rasulullah Saw. yang membuat aku mereka senang, yaitu sabda beliau yang artinya: "Tidaklah seseorang dari kaum muslimin ditimpa musibah, lalu ia membaca innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'un kemudian mengucapkan:
اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخَلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
(Ya Allah, berikanlah pahala dalam musikbahku ini dan berikanlah ganti yang lebih baik darinya) kecuali akan dikabulkan doanya itu. bertanya, “Dari mana aku akan mendapatkan yang lebih baik dari Abu Salamah?” Setelah masa iddahku berakhir, Rasulullah izin memberi. Ketika itu aku sedang menyamak kulit milikku, lalu aku mencuci dari qaradz (daun yang digunakan menyamak).
Setelah dia selesai berbicara, kukatakan, "Ya Rasulullah, kondisiku akan membuat Anda tak berminat. Aku ini seorang wanita yang sangat pecemburu, maka aku takut Anda mendapatkan diriku sesuatu yang maka Allah akan mengadzabku, dan aku sendiri sudah tua dan mempunyai banyak anak." Maka beliau bersabda, "Mengenai mencapaimu yang kamu sebutkan maka semoga Allah melenyapkannya dari dirimu. Dan usia tua yang kamu sebutkan, maka aku pun juga mengalami apa yang kamu alami. Dan mengenai keluarga yang kamu sebutkan itu, maka sesungguhnya keluargamu adalah keluargaku juga." (HR.Ahmad : 27/4)
2. Q.S.ibrahim (14:9)
Dalam ayat ini, Allah Swt. bertanya kepada umat manusia apakah mereka pernah mendapatkan berita tentang umat-umat yang terdahulu, serta berita tentang peristiwa yang mereka alami, misalnya berita tentang kaum Nabi Nuh, kaum 'Ad dan kaum Tsamud, serta umat setelah mereka, yang hanya Allah datang sajalah yang benar-benar mengetahuinya?
Mereka mendustakan para rasul padahal telah membawa bukti-bukti yang nyata. Mereka menutup tangan ke mulut untuk menunjukkan kebencian kepada para rasul tersebut, seraya berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa-apa yang diperintahkan kepadamu untuk disampaikan kepada kami.” Di sisi lain, umat-umat tersebut juga mengatakan kepada para rasul bahwa mereka berada di keragu-raguan dan tidak yakin akan kebenaran yang disampaikan para rasul kepada mereka.
Allah SWT. telah menceritakan kepada kita berita tentang kaum Nuh, kaum 'Ad, kaum Tsamud, dan umat-umat lainnya di masa silam yang mendustakan para rasul. Jumlah mereka tidak terhitung, hanya Allah Swt. yang mengetahui.
C. Hadist-Hadist tentang sabar dalam musibah
Di antaranya adalah hadis yang diriwayatkan Imam Ahmad, dari Ummu Salamah, ia bercerita, pada suatu hari Abu Salamah mendatangiku dari tempat Rasulullah Saw., lalu ia menceritakan, saya telah mendengar sabda Rasulullah yang membuat saya merasa senang, yaitu sabdanya:
لَا يُصِيبُ أَحَدًا مِنَ الْمُسْلِمِينَ مُصِيبَةٌ فَيَسْتَرْجِعُ عِنْدَ مُصِيبَتِهِ ثُمَّ يَقُولُ: اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا ، إِلَّا فَعَلَ ذَلِكَ بِهِ ، قَالَتْ أُمُّ سَلَمَةَ: فَحَفِظْتُ ذَلِكَ مِنْهُ، فَلَمَّا تُوُفِّي أَبُو سَلَمَةَ اسْتَرْجَعْتُ وَقُلْتُ: اللَّهُمَّ أَجِرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا .
Artinya: “Tidaklah seseorang dari kaum Muslimin ditimpa musibah, lalu ia membaca -innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'un- kemudian berjanji,(Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti memberi isyarat yang lebih baik darinya) kecuali akan dikabulkan doanya itu." Ummu Salamah bertutur, kemudian aku menghafal doa dari beliau itu, dan ketika Abu Salamah meninggal dunia, maka aku pun mengucapkan, innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'un, dan mengucapkan, Ya Allah, berikanlah pahala dalam musibahku ini dan berikanlah ganti memberi yang lebih baik darinya."
(HR. Ahmad: 4/27)
D. Makna sabar dalam menghadapi cobaan dan ujian.
Di antara hal yang paling dianjurkan dalam Islam adalah sifat sabar. Sabar secara bahasa artinya tertahan, sebagaimana kata Jabir
عَنْ جَابِرٍ قَالَ : تَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ يُقْتَلَ شَيْءٍ مِنَ الدَّوَابِ صَبْرًا
Dari Jabir ia berkata: “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam melarang membunuh binatang dengan cara ditahan.” (HR.Muslim)
Kata صبر dalam hadits di atas yang menjadi akar kata dari sabar.
Secara istilah, sabar adalah menahan diri dalam menjalankan sesuatu dan menjauhi sesuatu. Sehingga definisi sabar akan tercakup dalam 3 macam yang akan kami bahas pada poin berikut ini:
a) Sabar dalam menjalankan ketaatan kepada Allah Swt. sebagaimana firman-Nya berikut ini:
Layanan Pelanggan dan Layanan Pelanggan
Artinya: “Dan perintahkanlah keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah dalam perintahnya.” (QS. Thaha : 132)
Ayat di atas menunjukkan perintah sabar dalam menjalankan kepatuhan, seperti seorang suami yang harus sabar dalam mengajak istrinya untuk mengerjakan shalat. Memang seperti itu tugas seorang suami, ia harus dapat memimpin bahtera rumah tangganya dan mengajak istri serta anggota keluarganya untuk berbuat kebaikan. Allah SWT. berfirman:
وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُم بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيَ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ
Artinya: “Dan bersabarlah kamu terhadap orang-orang yang senantiasa berdoa kepada Rabbnya di waktu pagi dan sore hari dengan mengharap wajah-Nya.” (QS. Al-Kahfi/18:28).
Ayat tersebut berisi pesan perintah agar sabar terhadap orang-orang baik yang selalu berdoa dan mengajak di jalan Allah Swt. dalam berkawan tentunya ada hal yang tidak menyenangkan. Oleh karena itu kita wajib bersabar jika menemui hal yang tidak menyenangkan dari kawan kita.
b) Sabar dalam menjauhi kemaksiatan
Saat ini masyarakat dengan adanya kemudahan berinternet harus menghindari bias maksiat seperti ghibah dalam bermedia sosial, menyakiti orang lain dengan membully, mencaci maki orang lain, dan menghindari membunuh orang lain.
c) Sabar dalam menerima takdir Allah Swt.
Sabar jenis yang ketiga adalah dalam menerima takdir yang Allah berikan. sebagaimana Firman-Nya:
Artinya: "Maka bersabarlah kamu untuk (melaksanakan) ketetapan Tuhanmu." (QS. Al-Insan : 24).
Ketika seorang muslim mengalami takdir yang kurang baik seperti musibah sakit atau kematian, perdamaian bahwa para rasul pun mempunyai cobaan yang jauh lebih berat dibandingkan dengan kita semua.
Oleh karena itu Allah memerintahkan kepada kita untuk mencontoh para rasul dalam hal bersabar, Allah Swt. berfirman:
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ
Artinya: “Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati, dan janganlah engkau meminta agar (adzab) disegerakan untuk mereka”
(QS. Al-Ahqaf: 35)
Demikian tiga macam kesabaran yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Semuanya memiliki tingkatan keutamaan yang berbeda tergantung pribadi masing-masing. Ada yang lebih utama bertahan dalam menjauhi maksiat, disebabkan lebih sulitnya dibandingkan melakukan ketaatan. Ada pula yang lebih utama bersabar dalam takdir Allah Swt., disebabkan lebih sulitnya dibandingkan untuk menjauhi maksiat.
E. Penerapan prinsip sabar dalam menghadapi musibah dan ujian
Banyak manusia yang berhasil menjalani ujian kesulitan dengan baik, meskipun mereka tidak beriman kepada Allah Swt. Tetapi sedikit sekali orang kafir yang mampu melewati ujian kesalahannya disebabkan tidak mendapatkan petunjuk yang mereka dapat dari Allah Swt. Akibatnya mereka terus mengulangi kesalahan dan dosa yang sama dari waktu ke waktu.
Begitu juga dengan ujian kesenangan, sebagian manusia yang terlena oleh berbagai kesenangan dunia yang mereka rasakan sehingga mereka lupa kepada Allah Swt. Dalam menghadapi berbagai ujian, ada beberapa sikap yang wajib dilakukan seorang mukmin. Pertama, tetap merasa yakin atau optimis bahwa akan datang pertolongan Allah kepada kita. Kedua, segera mengucapkan "innaa lillaahi wainnaa ilaihi rajiuun" setiap kali mendapat musikbah. Ketiga, bertawakal kepada Allah. Tawakal menjadi salah satu syarat bagi seseorang mendapat pertolongan Allah. Untuk itu, ada empat hal yang wajib kita lakukan saat bertawakal:
a) Hindari menyandarkan hati kepada selain Allah. Jika kita menyandarkan hati kepada selain Allah saat menghadapi satu masalah atau musibah, pertolongan Allah akan semakin jauh dari kita.
b) Hindari melakukan ikhtiar dengan mudarat yang lebih besar dari manfaatnya. Misalnya, ketika kita sebagai seorang anak mempunyai masalah dengan saudara kita, dan padahal kita sudah berusaha berbuat baik padanya namun ditolaknya, maka alangkah baiknya kita bermunajat kepada Allah agar dilunakkan hati. Bukannya mencari pengungsi dengan mengatasi masalah keluarga kita di media sosial yang menyebabkan masalah kita diketahui oleh masyarakat umum.
c) Saat bertawakal, kita wajib berserah diri sepenuh hati kepada Allah dari awal hingga berakhirnya urusan. Dengan berserah diri kepada Allah, kita akan menjadi tenang dan dapat menerima apa pun hasil ikhtiar dengan lapang dada.
F. Manfaat menjaga kesabaran dalam menghadapi musikbah dan ujian
Sabar yang diartikan sebagai tahan menghadapi cobaan dan ujian, tidak mudah marah dan tidak lekas putus asa. Sabar juga berarti ketenangan dan dapat mengendalikan emosi dan diri saat menghadapi banyak bencana, cobaan, dan ujian. Keutamaan dan janji Allah kepada orang yang sabar banyak terkandung dalam Al-Qur'an. Berikut keutamaan dan balasan bagi orang yang sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan:
A. Memperoleh kesudahan yang baik
Allah SWT. berjanji kepada orang-orang yang sabar bahwa mereka akan memperoleh kesudahan yang baik. Firman Allah dalam surat ar-Ra'd ayat 22.
Artinya: “Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik),” (ar-Ra'd: 22)
b. Memperoleh keberuntungan
Allah SWT. akan memberikan keberuntungan bagi orang-orang yang sabar, sesuai dengan firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 200
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, sabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung."
(Ali Imran : 200).
C. Memperoleh cinta Allah Swt.
Allah SWT. sangat mencintai orang-orang yang sabar ketika mereka diuji sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Dan betapa banyak nabi yang mendengkur didampingi sejumlah besar dari peng-ikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpa-nya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah Mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran :146)
D. Beri petunjuk
Allah SWT. memberikan kabar gembira, petunjuk, berkah, dan rahmat-Nya kepada orang-orang yang sabar, seperti yang terdapat dalam QS Al-Baqarah: 155
Artinya: "Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Innä lillāhi wa innä ilaihi rāji'un". (sesungguh-nya kami milik Allah dan kepada-Nya-lah kami kembali)".
e. Memperoleh martabat yang tinggi di surga
Di akhirat Allah menjanjikan martabat yang tinggi bagi setiap orang yang menjalani kehidupan di dunia dengan sabar.
Arinya: “Mereka itulah orang-orang yang dibalas dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan rasa hormat dan ucapan selamat di dalamnya.”
(Al-Furqan: 75)
Comments
Post a Comment